Sabtu, 25 Maret 2017

Koruptor Merajalela, Rakyat Kecil Semakin Sengsara



Larut semakin larut, sebuah berita hangat yang hingga saat ini masih melekat kuat dalam dimensi pikiran kita. Sebuah kasus sengketa pembelian lahan seluas 3,6 Hektare yang didalamnya ditemukan kerugian negara sebesar Rp 191 Miliar. Indkasi kerugian ini ditemukan menurut hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Anehnya, kasus ini seakan-akan tidak ditindaklanjuti. Bahkan hampir bisa dikatakan, kasus ini terkunci dengan rapatnya dan haram disiarkan oleh media agar kasus ini tidak tersebar luas di lingkungan masyarakat demi keamanan posisi dan nama baik pelaku yang berdendang di belakang kasus sumber waras ini.

Sebuah bukti kerugian yang ditemukan oleh BPK merupakan bukti kuat yang seharusnya tidak membuat KPK lemah dan ragu dalam menangani kasus kerugian negara ini. KPK harus tegas dalam memberantas kasus korupsi dengan adil dan tidak tebang pilih.

Belum selesai kasus korupsi Sumber Waras, akhir-akhir ini kita kembali dikejutkan sebuah berita elit yang lagi-lagi tak jauh dari masalah korupsi. Sebuah kasus MegaKorupsi terhadap proyek E-KTP ditemukan kerugian negara sebesar Rp 2,3 triliun. Nominal yang sangat wajar jika harus dikatakan sebagai kasus MegaKorupsi.

Kasus MegaKorupsi ini merupakan kasus yang sangat serius. Disebut oleh KPK bahwa dana yang berhasil dikorupsi sebesar Rp 2,3 triliun artinya hampir 40% anggaran keseluruhan dari mega proyek ini telah disalah gunakan. Kasus ini pun melibatkan berbagai Partai politik besar maupun kecil.

Kian hari negara kita semakin mendekati keterpurukannya. Korupsi terjadi dimana-mana, namun penindak hukum tertidur dengan pulasnya. Rakyat jelata semakin sengsara namun koruptor aman-aman saja.

Sebagai warga negara yang ikut merasakan imbas dari berbagai kasus yang terjadi di negeri ini. Akankah kita berdiam diri melihat koruptor merajalela, sedangkan rakyat kecil semakin sengsara ? Akankah kita menonton saja disaat hutang negara bertambah namun pemerintah asik berdansa ?

Bergerak atau tidaknya kita tetap saja akan menuai banyak cercaan. Jadi selama kita mampu bergerak, maka bergeraklah !! Jadilah mitra kritis yang senantiasa berada di garda terdepan dalam mengawal berbagai persoalan yang terjadi di negeri ini.

Ketahuilah bahwa hancurnya negeri kita hari ini bukan karena semakin banyaknya orang jahat, namun karena diamnya orang-orang baik.
Bergeraklah hingga tak lagi terdengar jeritan kesengsaraan rakyat !

Hidup Mahasiswa !!!
Hidup Rakyat Indonesia !!!


Salam Pergerakan,

Sulaiman
Wakil Kepala Divisi PusGerak
TAnK MIPA UNJ 2017

Jalan Terbaikku



Jika menangis itu sehat, maka menangislah lantaran di jalan dakwah agar engkau merasakan sehat fisik dan maknawiahnya. Jika menangis itu melepaskan segala asa agar hati lega, maka menangislah di jalan dakwah sehingga kehidupanmu tak hanya merasa lega di dalam dada, tetapi juga yang lega bersambung ke dalam surga. Dan jika menangis itu disebabkan sedih, maka menangislah di jalan dakwah karena kesedihan itu akan menaklukkannya.

Saudaraku, inilah jalan juang yang telah kita pilih untuk pada akhirnya akan selalu membuat kita bersama-sama dalam melangkah. Raga yang telah berani menapaki jalan yang penuh dengan kesengsaraan, maka jangan biarkan langkah ini terhenti hingga akhirnya kita temui indahnya sebuah peradaban.

Takdirlah yang mempertemukan kita, cinta-Nya yang menyatukan kita, dan ukhuwah lah yang menguatkan tali persaudaraan kita, hingga akhirnya tertata dengan kuatlah pondasi kekeluargaan kita. Maka relakah kita jika hanya sekedar lelah mampu membuat kita menepi dari jalan juang ini ? Lantas pasrahkah kita jika hanya sekedar kecewa, kita merobohkan pondasi kekeluargaan yang  telah kita bangun bersama selama ini ?

Saudaraku, inilah jalan kita yang mana di belakangnya kita bentengi bersama atas nama dakwah. Inilah jalan kita, yang di dalamnya bertaburan onak dan duri. Dan inilah jalan kita yang pada hakikatnya tak banyak orang yang berani berkecimpung di dalamnya. Maka siapkanlah diri kita untuk menjauh dari kata bahagia. "Andai perjuangan ini mudah, pasti banyak yang menyertainya. Andai perjuangan ini singkat, pasti banyak yang istiqomah. Andai perjuangan ini menjanjikan kesenangan dunia, pasti banyak orang yang tertarik. Tetapi hakikat perjuangan bukanlah begitu, turun naiknya, sakit pedihnya, umpama kemanisan yang tidak terhingga. Jika lelah, segeralah, bangkitlah segera. Andai terluka, ingatlah janji-Nya." (-Hasan Al Banna-)

Saudaraku, luka di jalan Allah itu lebih baik daripada sendiri dalam keterpurukan. Air mata di jalan Allah itu lebih berharga daripada mengenang penyebabnya. Terus melangkah di jalan Allah dalam keadaan berat maupun ringan itu lebih barakah daripada kefuturan.
"Berjuanglah kalian, baik di waktu lapang, maupun waktu sempit...." (QS At-Taubah [9] : 41)

Saudaraku, jika kau lelah kembalilah! Ingatlah bahwa engkau masih punya keluarga. Jangan menangisi kesalahanmu, menangislah lantaran dirimu terlambat mengambil sikap dalam menghadapi kesalahan. Tak sadarkah ketika di jalan dakwah saja kita selemah ini, lantas bagaimana ketika meninggalkan jalan dakwah ? Padahal dakwah adalah penyemangat kita. Adakah jaminan penyemangat yang akan kita raih ketika keluar dari jalan ini ?

Sungguh lelah itu manusiawi, namun lelah kita hari ini tak sebanding daripada lelah perjalanan dakwah seorang nabi. Ingatlah wahai saudaraku, dunia itu tempat berjuang. Dunia adalah tempat berlelah-lelah. Maka berjuanglah selagi raga ini mampu melangkah, dan berlelah-lelah lah selagi semangat ini masih membara. Karena sejatinya tempat beristirahat yang kekal adalah di surga. Maka carilah jalan yang akan membantu kita mendirikan pondasi rumah disana. Dan salah satu jalan itu adalah jalan kita, Jalan Dakwah.

Alangkah bahagianya andai air mata membasuh hati kita,menghapus dosa-dosa kita, dan melejitkan semangat maknawiyah dan potensi kita. Maka, mari kita bersama-sama meniti jejak pengembaraan dalam belantara hikmah air mata di jalan dakwah. Semoga Allah meridhoi jalan dan persaudaraan kita. Hingga akhirnya Dia pertemukan kita kembali di Surga-Nya. Aamiin