Senin, 27 November 2017

Sederet Kekecewaan



Apa hebatnya dipuji jika harus menjatuhkan orang lain ?

Apa kerennya terlihat baik jika harus menjelekkan orang lain ?

Sejatinya, aku hanyalah pribadi yang tak mampu bersaing dengan segala kemunafikan. Karena pada hakikatnya aku hanya pribadi yang berusaha berbuat baik dengan segala ketulusan.

Kecil bersama, tumbuh bersama, bermain bersama, lantas kenapa begitu risaunya melihat orang lain bahagia ?

Silahkan berkarya dengan cara masing-masing, toh jika kau punya solidaritas dan jiwa sosial yang tinggi pasti banyak orang yang menghampiri tanpa perlu mengganggu kebahagiaan orang lain.

Tak perlu mengaitkan solatku dengan kepribadianku. Karena solatku hanya berurusan pada Zat yang lebih pantas untuk menilai, bukan urusan sesama makhluk yang tercerai-berai.

Jika engkau tidak menyukai kepribadianku, maka silahkan bencilah diriku tanpa perlu mengajak orang lain untuk membenciku.

Terimakasih atas goresan luka yang kau torehkan. Karena dari hal ini aku belajar untuk memilih, siapa orang yang lebih pantas untuk kuhargai.

Jika mau, aku bisa saja membalas segala keburukan orang lain terhadapku. Namun sayangnya, aku terdidik sebagai insan terpelajar yang tidak mengenal perpecahan.

Cukup mengetahui dan mendiamkan, selebihnya biarkan waktu dan keadaan yang menentukan.

Selasa, 13 Juni 2017

Jurnalistik PKM UNJ 1

Assalamu’alaykum Wr.Wb

Hidup Mahasiswa! Hidup Rakyat Indonesia !
Perkenalkan nama saya Sulaiman dari kelompok 5 PKM UNJ 2017, PKM UNJ merupakanbagian dari alur pengkaderan mahasiswa Universitas Negeri Jakarta tingkat universitas. PKM UNJ kali ini bertemakan"Pemuda Masa Kini, Pemimpin Masa Depan". PKM UNJ ini fokus kepada pembentukan karakter-karakter pemuda khususnya mahasiswa UNJ untuk bisa mempersiapkan diri mereka menjadi pemimpin yang lebih di masa yang akan datang.

Dengan segala rahmat Allah Swt, rangkaian awal PKM UNJ 1 Jilid 1 telah dilaksanakan pada hari Minggu, 4 Juni 2017, bertempat di Gd. Sertifikasi Guru Lt.1Kampus A UNJ.Acara dimulaipukul 09.15 WIB yang dipandu oleh MC, dilanjutkan dengan tilawah oleh Danu (FT 2015), kemudian sambutan Ketua Pelaksana Sigit Galih Nugroho (FMIPA 2014), dan dilanjutkan degan sambutan Ketua BEM UNJ Miqdad Ramadhan (FT 2013). Serangkaian acara pembukaan sudah dilaksanakan, kemudian panitia menyampaikan info mengenai penugasan dan pembagian kelompok. Setelah itu masing-masing kelompok diberikan waktu untuk berkumpul perdana dan berakhir sebelum masuknya waktu dzuhur.


Kegiatan kemudian dilanjutkan setelah istirahat dan sholat dzuhur dengan masuk ke materi awal yang sangat menarik mengenai Public Relationsyang disampaikan oleh Bambang Irawan yang pernah menjabat sebagai Koordinator Pusat BEM SI 2015. Materi ini  dimoderatori Rakha Ramadhan (Panitia PKM UNJ 2017).

Public relations atau relasi publik yakni merupakan proses interkasi yang dilakukan seorang atau kelompok, yang dilakukan berdasarkan opini publik untuk memperoleh keinginan yang baik dan citra yang baik serta memperoleh kepercayaan dari pihak lain. Public relations dilakukan dengan tujuan memperoleh citar yang postif, memperoleh dukungan program, serta mengembangkan sinergisitas fungsi pihak dengan pihak lain.Public relation merupakan unsur penting dalam pembentukan identitas dengan tepat dan benar serta mampu menaruh kepercayaan public terhadap organisasi.


Media dan pengemasan content(situasi) menjadi faktor –faktor pendukung dalam menjalankan relasi publik.beberapa tips untuk melakukan relasi publik atau lobi disampaikan oleh beliau yaitu memberi umpan atau topik pembicaraan yang sesuai dengan lawan bicara, memahami situasi lawan bicara, serta niatka untuk silaurahmi terlebih dahulu. Setelah itu baru kita bisa melakukan proses-prose tujuan yang ingin kita capai pada lobi. Pembawaan materi yang sangat menarik oleh beliau membuat peserta semakin bersemangat meyimak materinya, pembawaan dengan berdasarkan kisah dan pengalaman pribadi membuat seolah-olah kita ikut dalam cerita beliau.
Rangkaian acara pada PKM UNJ 1 Jilid 1 hari itu berakhir dan ditutup oleh MC



PKM UNJ 1 Jilid 2

PKM UNJ 1 jilid 2 dilaksanakan pada hari Sabtu, 10 Juni 2017 bertempat di Gd. K.H Hasjim Asj’arie Lt. 3 ruang 304-305. Pada pukul 08.30 WIB, peserta mengisi presensi terlebih dahulu sebelum memasuki ruangan. Acara PKM UNJ 1 jilid 2 dimulaii pukul 09.00 dan dipandu oleh MC sekaligus membuka acara. Setelah itu dilanjutkan tilawah oleh salah satu peserta putra serta menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Totalitas Perjuangan. Acara pertama langsung menuju ke materi mengenai Rekayasa Sosial atau Perubahan Sosial yang disampaikan oleh Bapak Muhamad Rusdi selaku Deputy Presiden KSPI dan dimoderatori oleh Taufan Ario Bimo.


Materi yang dipaparkan beliau sangatlah menarik karena berhubungan dengan perubahan sosial yang hari ini dialami setiap orang. Menurut hemat beliau, perubahan sosial adalah suatu perubahan dalam masyarakat sebagai akibat adanya ketidaksesuaian unsur-unsur nilai dan norma sosial yang ada. Perubahan sosial kerap sekali kita temui dalam kehidupan sehari-hari sehingga beliau mudah sekali  memberikan contoh terkait perubahan sosial yang umumnya tidak pernah kita sadari.

Perubahan sosial yang besar pernah terjadi pada bangsa Indonesia, pertama pada saat Kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1945, yang berhasil merubah kehidupan bangsa Indonesia dari keadaan terjajah hingga bebas berdiri sendiri sebagai negara yang berdaulat. Selain pada itu, contoh lain dari perubahan sosial adalah munculnya orde baru dan munculnya reformasi pada tahun 1998.
Materi terkait rekayasa sosial sangatlah memberikan pengetahuan banyak terhadap peserta, disamping pematerinya sangat memahami pengetahuan tentang rekayasa sosial,pun juga cara penyampaian dari beliau yang sangat mudah ditangkap oleh para pendengar.

Materi ini berlangsung hingga pukul 11.35 WIB dan dilanjutkan dengan post test selama 15 menit bagi para peserta terkait materi tentang rekayasa sosial. Sesi pertama berakhir pada pukul 11.50 WIB dan peserta dipersilahkan istirahat dan solat. Pukul 12.30 WIB, peserta kembali ke acara dan melanjutkan rangkaian acara dengan masuk ke materi kedua.

Materi kedua adalah tentang Counter Intellegence yang disampaikan oleh Moses Chaisar dan diomederatori oleh Mahmud (FMIPA 2014). Beliau banyak memaparkan cara-cara membaca sinyal masa depan melalui data, grafik dan diagram. Paparannya intelejen ialah tentang menemukan &menggunakan informasi untuk memenagkan kontes, sedangkan kontra intelejen yaitu tentang mengalahkan lawan-lawan untuk melakukanny dengan menghalangi atau memanilpulasi informasi yang relevan. Kontra intelejen biasaya berbenuk berupa isu, isu akan saling bersangkutan dan menjadi suatu trend. Sumber-sumber isu antara lain scientists, artis, radical, media, institusi. Wild card yaitu konsep strategi yang tak terduga, peristiwanya mempunyai probabilitas besar kecil kemungkinan terjadi namun apabila terjadi akan menimbulkan dampak yang besar.kemudian adapula namanya strong signal atau isu yang sudah cukup kuat keberadaannya, serta adapula weak signal yatu isu yang muncul saat ini dan masih belum akurat keberadaanya. Antisipasinya yaitu berupa tracking weak signal, klasifikasi weak signal, kemudian menganalisis dan membuat skenario.


  
Pemaparan materi kedua ini berakhir pada pukul 13.30 WIB dengan dilanjutkan kepada diskusi kelompok terkait pengaplikasian dari materi tentang Counter Intellegence tersebut. Setiap kelompok diminta untuk menemukan 5 isu dan salah satu perwakilan kelompok memparkan hasil diskusi dari kelompok masing-masing. Akhir dari materi ini berlangsung sampai pukul 14.40 WIB dan dilanjutkan dengan post test hingga pukul 14.45 WIB.

Setelah pemaparan materi, acara selanjutnya adalah pengumuman-pengumuman terkait evaluasi jalannya PKM UNJ 1 dan juga terkait penugasan-penugasan individu dan kelompok.Pengumuman-pengumuman berlangsung hingga pukul 14.59 WIB dan acara ditutup oleh MC pada pukul 15.00 WIB.

Kegiatan PKM UNJ 1 berakhir pada sore itu dan akan berlanjut ke PKM UNJ 2. Pengemasan materi yang sangat menarik dan metode-metode penyampaian sangat interaktif membuat setiap materi disimak dengan baik oleh para peserta walupun kondisi sedang menjalankan ibadah shaum. Semangat dan ilmu-ilmu yang sangat bermanfaat untuk diamalkan dikalangan umum dilaksankan dan sisipkan dengan sempurna dalam kegiatan PKM UNJ 1 ini, semangat para pemuda masa kini, semangat pemimpin masa depan membangun bangsa.
Hidup Mahasiswa ! Hidup Rakyat Indonesia !
Wassalamu’alaykum Wr.Wb


Sumber : Bayu Mukti Sanjoyo (Pendidikan Fisika 2015)

Sabtu, 25 Maret 2017

Koruptor Merajalela, Rakyat Kecil Semakin Sengsara



Larut semakin larut, sebuah berita hangat yang hingga saat ini masih melekat kuat dalam dimensi pikiran kita. Sebuah kasus sengketa pembelian lahan seluas 3,6 Hektare yang didalamnya ditemukan kerugian negara sebesar Rp 191 Miliar. Indkasi kerugian ini ditemukan menurut hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Anehnya, kasus ini seakan-akan tidak ditindaklanjuti. Bahkan hampir bisa dikatakan, kasus ini terkunci dengan rapatnya dan haram disiarkan oleh media agar kasus ini tidak tersebar luas di lingkungan masyarakat demi keamanan posisi dan nama baik pelaku yang berdendang di belakang kasus sumber waras ini.

Sebuah bukti kerugian yang ditemukan oleh BPK merupakan bukti kuat yang seharusnya tidak membuat KPK lemah dan ragu dalam menangani kasus kerugian negara ini. KPK harus tegas dalam memberantas kasus korupsi dengan adil dan tidak tebang pilih.

Belum selesai kasus korupsi Sumber Waras, akhir-akhir ini kita kembali dikejutkan sebuah berita elit yang lagi-lagi tak jauh dari masalah korupsi. Sebuah kasus MegaKorupsi terhadap proyek E-KTP ditemukan kerugian negara sebesar Rp 2,3 triliun. Nominal yang sangat wajar jika harus dikatakan sebagai kasus MegaKorupsi.

Kasus MegaKorupsi ini merupakan kasus yang sangat serius. Disebut oleh KPK bahwa dana yang berhasil dikorupsi sebesar Rp 2,3 triliun artinya hampir 40% anggaran keseluruhan dari mega proyek ini telah disalah gunakan. Kasus ini pun melibatkan berbagai Partai politik besar maupun kecil.

Kian hari negara kita semakin mendekati keterpurukannya. Korupsi terjadi dimana-mana, namun penindak hukum tertidur dengan pulasnya. Rakyat jelata semakin sengsara namun koruptor aman-aman saja.

Sebagai warga negara yang ikut merasakan imbas dari berbagai kasus yang terjadi di negeri ini. Akankah kita berdiam diri melihat koruptor merajalela, sedangkan rakyat kecil semakin sengsara ? Akankah kita menonton saja disaat hutang negara bertambah namun pemerintah asik berdansa ?

Bergerak atau tidaknya kita tetap saja akan menuai banyak cercaan. Jadi selama kita mampu bergerak, maka bergeraklah !! Jadilah mitra kritis yang senantiasa berada di garda terdepan dalam mengawal berbagai persoalan yang terjadi di negeri ini.

Ketahuilah bahwa hancurnya negeri kita hari ini bukan karena semakin banyaknya orang jahat, namun karena diamnya orang-orang baik.
Bergeraklah hingga tak lagi terdengar jeritan kesengsaraan rakyat !

Hidup Mahasiswa !!!
Hidup Rakyat Indonesia !!!


Salam Pergerakan,

Sulaiman
Wakil Kepala Divisi PusGerak
TAnK MIPA UNJ 2017

Jalan Terbaikku



Jika menangis itu sehat, maka menangislah lantaran di jalan dakwah agar engkau merasakan sehat fisik dan maknawiahnya. Jika menangis itu melepaskan segala asa agar hati lega, maka menangislah di jalan dakwah sehingga kehidupanmu tak hanya merasa lega di dalam dada, tetapi juga yang lega bersambung ke dalam surga. Dan jika menangis itu disebabkan sedih, maka menangislah di jalan dakwah karena kesedihan itu akan menaklukkannya.

Saudaraku, inilah jalan juang yang telah kita pilih untuk pada akhirnya akan selalu membuat kita bersama-sama dalam melangkah. Raga yang telah berani menapaki jalan yang penuh dengan kesengsaraan, maka jangan biarkan langkah ini terhenti hingga akhirnya kita temui indahnya sebuah peradaban.

Takdirlah yang mempertemukan kita, cinta-Nya yang menyatukan kita, dan ukhuwah lah yang menguatkan tali persaudaraan kita, hingga akhirnya tertata dengan kuatlah pondasi kekeluargaan kita. Maka relakah kita jika hanya sekedar lelah mampu membuat kita menepi dari jalan juang ini ? Lantas pasrahkah kita jika hanya sekedar kecewa, kita merobohkan pondasi kekeluargaan yang  telah kita bangun bersama selama ini ?

Saudaraku, inilah jalan kita yang mana di belakangnya kita bentengi bersama atas nama dakwah. Inilah jalan kita, yang di dalamnya bertaburan onak dan duri. Dan inilah jalan kita yang pada hakikatnya tak banyak orang yang berani berkecimpung di dalamnya. Maka siapkanlah diri kita untuk menjauh dari kata bahagia. "Andai perjuangan ini mudah, pasti banyak yang menyertainya. Andai perjuangan ini singkat, pasti banyak yang istiqomah. Andai perjuangan ini menjanjikan kesenangan dunia, pasti banyak orang yang tertarik. Tetapi hakikat perjuangan bukanlah begitu, turun naiknya, sakit pedihnya, umpama kemanisan yang tidak terhingga. Jika lelah, segeralah, bangkitlah segera. Andai terluka, ingatlah janji-Nya." (-Hasan Al Banna-)

Saudaraku, luka di jalan Allah itu lebih baik daripada sendiri dalam keterpurukan. Air mata di jalan Allah itu lebih berharga daripada mengenang penyebabnya. Terus melangkah di jalan Allah dalam keadaan berat maupun ringan itu lebih barakah daripada kefuturan.
"Berjuanglah kalian, baik di waktu lapang, maupun waktu sempit...." (QS At-Taubah [9] : 41)

Saudaraku, jika kau lelah kembalilah! Ingatlah bahwa engkau masih punya keluarga. Jangan menangisi kesalahanmu, menangislah lantaran dirimu terlambat mengambil sikap dalam menghadapi kesalahan. Tak sadarkah ketika di jalan dakwah saja kita selemah ini, lantas bagaimana ketika meninggalkan jalan dakwah ? Padahal dakwah adalah penyemangat kita. Adakah jaminan penyemangat yang akan kita raih ketika keluar dari jalan ini ?

Sungguh lelah itu manusiawi, namun lelah kita hari ini tak sebanding daripada lelah perjalanan dakwah seorang nabi. Ingatlah wahai saudaraku, dunia itu tempat berjuang. Dunia adalah tempat berlelah-lelah. Maka berjuanglah selagi raga ini mampu melangkah, dan berlelah-lelah lah selagi semangat ini masih membara. Karena sejatinya tempat beristirahat yang kekal adalah di surga. Maka carilah jalan yang akan membantu kita mendirikan pondasi rumah disana. Dan salah satu jalan itu adalah jalan kita, Jalan Dakwah.

Alangkah bahagianya andai air mata membasuh hati kita,menghapus dosa-dosa kita, dan melejitkan semangat maknawiyah dan potensi kita. Maka, mari kita bersama-sama meniti jejak pengembaraan dalam belantara hikmah air mata di jalan dakwah. Semoga Allah meridhoi jalan dan persaudaraan kita. Hingga akhirnya Dia pertemukan kita kembali di Surga-Nya. Aamiin

Selasa, 14 Februari 2017

Dimana Hukum Negara

Wahai Aparat Negara, butakah hari ini mata anda sehingga tidak melihat segala penyimpangan hukum terjadi.

Wahai Pemimpin yang Dzolim, sungguh tindakan  Anda hari ini adalah tindakan yang memalukan.
Dimana ketegasan anda terhadap hukum ? Dimana keadilan terhadap rakyat anda sembunyikan ?

Wahai Anda seluruh saudaraku Sebangsa dan Senegara, saksikanlah kelakuan-kelakuan dzolim dari pemimpin2 kita hari ini.

Saudaraku, Hari ini Hukum negara kita semakin melemah. Segala bentuk tindakan yang menodai hukum tidak ditindak tegas oleh Aparat Negara.

Mau dibawa kemana harkat dan martabat negara kita ? Bukankah hari ini, negara kita adalah negara hukum ? Yang mana setiap bentuk perbuatan ada hukum yang mengaturnya.

Saudaraku, hari ini dasar hukum tertinggi kita telah dinodai.. Pemimpin kita tidak lagi berlaku adil terhadap rakyatnya. Diaktifkannya kembali status BTP (Ahok) sebagai Gubernur Jakarta sungguh benar2 telah menciderai Hukum yang ada di negeri ini.

Bagaimana tidak ? Saat ini Ahok sedang dalam status Terdakwa atas kasus penistaan Agama yang bahkan sampai saat ini tidak diselesaikan oleh aparat negara, padahal sudah jelas buktinya.

Diaktifkannya kembali Ahok telah melanggar Pasal 83 Ayat 1 UU No. 23 Tahun 2014. Dalam pasal tersebut disebutkan bahwa pemerintah daerah yang sedang dalam status terdakwa harus diberhentikan sementara atas jabatannya.

Sungguh ironis lagi dimana Mahasiswa yang hari ini turun kejalan menuntut keadilan atas penodaan hukum tersebut dibubarkan paksa oleh Aparat Kepolisian dan 3 orang koordinator Aksi ditahan oleh Polda Metro Jaya.

Wahai Aparat Negara, Hari ini kami bisa menebak sedang dipihak mana anda berdiri, sungguh turunnya Mahasiswa hari ini ke jalan merupakan sebuah bentuk penyampaian pendapat di muka umum. Hal ini pun telah diatur dalam UU No. 9 Tahun 1998 dimana setiap Warga Negara mempunyai kebebasan berpendapat di muka umum.

Wahai Saudaraku sebangsa dan senegara, semoga hari ini kita sama-sama menjadi saksi bahwasanya Negeri kita sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja. Kawal selalu kebijakan2 Pemerintah yang tidak pro terhadap Rakyat

_Apabila usul ditolak tanpa ditimbang, suara dibungkam, kritik dilarang tanpa alasan, dituduh subversif dan mengganggu keamanan, maka hanya ada satu kata : LAWAN - ( Wiji Thukul)

Hidup Mahasiswa !!
Hidup Rakyat Indonesia !!


Sulaiman
(WaKadiv PusGerak TAnK MIPA 2017)

Sabtu, 11 Februari 2017

Pemuda Aktor Masa Depan

Setiap pergantian zaman akan tetap ada yang namanya Perubahan. Besar kecilnya Perubahan itu tak pernah lepas dari peran sosok Pemuda.

Karena Semangat dan Tekadnya yang kuat, Pemuda adalah salah satu Elemen Bangsa yang harus dijaga moralitasnya, dibina intelektualitasnya, dilestarikan regenerasinya.

Namun ironisnya, pada masa kini tidaklah sedikit pemuda yang arah perjalanan hidupnya berbelok dari apa yang seharusnya mereka jalani.

Banyak sekali pemuda hari ini yang telah mencoreng nama baik mereka sebagai aktor dari lahirnya sebuah perubahan. Dan sedikit sekali pemuda hari ini yang tetap menjaga harkat martabat mereka sebagai regenerasi masa depan.

Pemuda hari ini tidak lagi dipekakan terhadap tugas-tugas utama mereka. Sebagai contohnya adalah para pelajar yang melupakan kewajiban mereka untuk belajar.

Pelajar yang mempunyai kewajiban terus belajar telah dibutakan oleh berbagai macam hal. Di usia yang masih dini para pelajar telah diselimuti oleh berbagai kisah percintaan, disibukkan oleh game online yang saat ini sangat mudah diakses.

Berbeloknya prioritas utama para pemuda saat ini tentunya akan menjadi ancaman dimana pemuda melupakan tugas mereka sebagai aktor masa depan. Ketika mereka lupa dengan tugas mereka, maka mereka juga akan lupa dengan bangsa mereka. Ketika mereka lupa dengan bangsa mereka maka siaplah menjadi saksi atas kehancuran bangsanya.

Hancurnya moralitas pemuda hari ini adalah malapetaka di masa yang akan datang. Karena pemuda hari ini adalah orang-orang yang akan menjadi pemimpin di masa depan.

Jika hari ini masih melekat gelar pemuda itu di pundakmu, maka berbenahlah ! Tunjukkan kotribusimu dan hadirlah sebagai cendekiawan muda yang menginspirasi rekan-rekanmu layaknya sang inspirator peradaban.

Jadilah aktor dari perubahan bangsa ke ranah yang lebih maju karena sejatinya Masa Depan Bangsa tergenggam erat di tanganmu.

Jumat, 10 Februari 2017

Kualitas Pendidikan Indonesia

Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran, dimana hal ini menjadi kebiasaan sekelompok orang dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan potensi diri yang mereka miliki. Pendidikan merupakan suatu kewajiban yang harus kita kenyam sedari kita kecil, karena dari pendidikan itulah kita akan mengetahui banyak hal mengenai jalannya kehidupan ini. Pendidikan juga biasanya identik dengan kegiatan belajar-mengajar, dimana didalamnya terdapat interaksi antara guru dan murid. Tak cukup dengan adanya guru, pendidikan juga membutuhkan yang namanya bahan  ajaran yang akan disampaikan seorang guru kepada muridnya.



Indonesia merupakan negara yang bisa dikatakan sangat luas dengan jumlah pulau  yang mencapai 17.504 pulau. Indonesia juga menduduki peringkat ke-4 dengan kategori jumlah penduduk terbanyak di dunia. Tak cukup dengan hal tersebut, Indonesia juga termasuk negarayang makmur dengan sumber daya alam yang berlimpah yang ditemui di berbagai daerah. Tak dapat dipungkiri dengan banyaknya jumlah penduduk Indonesia, berbagai macam suku dan budaya pun hadir di dalamnya.

Dari penjelasan di atas dapat kita ketahui bahwa Indonesia merupakan negara yang luas dengan jumlah penduduk yang banyak. Namun bagaimana jika dikaitkan dengan masakah pendidikan, apakah kualitas pendidikan di Indonesia sudah berjalan efisien dan baik-baik saja ? Hal tersebut mengundang banyak jawaban yang berbagai macam jawaban yang ditinjau dari aspek yang berbeda-beda.

Dunia pendidikan Indonesia masih saja mempunyai sekian banyak rintangan yang berkaitan dengan kualitas pendidikan. Seperti yang telah kita ketahui, kualitas pendidikan di Indonesia semakin memburuk. Hal ini bisa  dilihat dari segi keterbatasan akses pendidikan, mutu guru yang masih dibawa rata-rata, sarana pembelajaran yang kurang memadai dan beberapa aspek lainnya. Dengan banyaknya masalah yang muncul di lingkungan pendidikan Indonesia membuat kualitas pendidikan Indonesia sulit untuk berkembang jika masalah tersebut tidak segera diatasi.

Kualitas pendidikan dapat dilihat dari keefktifan lingkungan pendidikan yang dapat dirasakan peserta didik. Pendidikan yang efektif adalah suatu proses pendidikan yang mampu membuat peserta didik belajar dengan mudah, membuat mereka merasa senang, dan dapat membuat mereka mencapai tujuan sesuai yang diaharpkan. Dengan demikian para pendidik dituntut untuk dapat meningkatkan keefektikfan sistem pembelajaran agar pembelajaran tersebut dapat berjalan sesuai harapan peserta didik masing-masing.

Bukanlah suatu hal yang mudah untuk memperbaiki beberapa masalah di atas, sebagaimana kita ketahui bahwa sistem pendidikan di Indonesia sangat berkaitan dengan sistem ekonomi yang mana sistem tersebut sama-sama kita kenal dengan sistem kapitalisme. Sistem kapitalis itu sendiri mendorong terjadinya putus sekolah bagi mereka yang tak sanggup membayar biaya pendidikan. Tentunya rakyat kecil yang tidak punya materi yang banyak tak mungkin sanggup membiayai pendidikan anak-anak mereka yang serba mahal.

Dengan demikian bisa dikatakan bahwa di Indonesia sudah tidak peduli mengenai kualitas guru ataupun sarana pembelajarannya. Bahkan tak banyak dari mereka yang peduli dengan kualitas pendidikan yang berpengaruh dengan keadaan negara ini di masa yang akan datang. Apabila kualitas pendidikan Indonesia senantiasa menurun tanpa ada kemajuan sedikitpun, maka bisa dikatakan Indonesia kedepannya akan minim dengan sumber daya manusia yang terdidik. Dengan berlakunya sistem kapitalisme, maka orang-orang yang hanya mengandalkan harta tanpa pendidikanlah yang akan memimpin bangsa ini di masa yang akan datang.