Senin, 27 November 2017

Sederet Kekecewaan



Apa hebatnya dipuji jika harus menjatuhkan orang lain ?

Apa kerennya terlihat baik jika harus menjelekkan orang lain ?

Sejatinya, aku hanyalah pribadi yang tak mampu bersaing dengan segala kemunafikan. Karena pada hakikatnya aku hanya pribadi yang berusaha berbuat baik dengan segala ketulusan.

Kecil bersama, tumbuh bersama, bermain bersama, lantas kenapa begitu risaunya melihat orang lain bahagia ?

Silahkan berkarya dengan cara masing-masing, toh jika kau punya solidaritas dan jiwa sosial yang tinggi pasti banyak orang yang menghampiri tanpa perlu mengganggu kebahagiaan orang lain.

Tak perlu mengaitkan solatku dengan kepribadianku. Karena solatku hanya berurusan pada Zat yang lebih pantas untuk menilai, bukan urusan sesama makhluk yang tercerai-berai.

Jika engkau tidak menyukai kepribadianku, maka silahkan bencilah diriku tanpa perlu mengajak orang lain untuk membenciku.

Terimakasih atas goresan luka yang kau torehkan. Karena dari hal ini aku belajar untuk memilih, siapa orang yang lebih pantas untuk kuhargai.

Jika mau, aku bisa saja membalas segala keburukan orang lain terhadapku. Namun sayangnya, aku terdidik sebagai insan terpelajar yang tidak mengenal perpecahan.

Cukup mengetahui dan mendiamkan, selebihnya biarkan waktu dan keadaan yang menentukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar